PERLUKAAN JALAN LAHIR
PERLUKAAN JALAN LAHIR
by : mang ujik
Perdarahan dalam keadaan dimana plasenta telah lahir lengkap dan kontraksi rahim baik, dapat dipastikan bahwa perdarahan tersebut berasal dari perlukaan jalan lahir. Perlukaan jalan lahir terdiri dari :
- Robekan Perineum
- Hematoma Vulva
- Robekan Dinding Vagina
- Robekan Cervik
- Rupture Uteri
Robekan Perineum
Dibagi atas 4 tingkat
Tingkat I : Robekan hanya pada selaput lender vagina dengan atau tanpa mengenai kulit perineum
Tingkat II : Robekan mengenai selaput lender vagina dan aotot perinea transversalis, tetapi tidak menenai spingter ani
Tingkat III : robekan mengenai seluruh perineum dan otot spingter ani
Tingkat IV : robekan sampai mukosa rectum
Kalporeksis adalah suatu keadaan dimana terjadi robekan di vagina bagian atas, sehingga sebagian cerviks uteri dan sebagian uterus terlepas dari vagina. Robekan ini memanjang atau melingkar.
Robekan Cerviks dapat terjadi di satu tempat atau lebih. Pada kasus partus presipitattus, persalinan sungsang, plasenta manual, terlebih lagi persalinan operatif pervaginam harus dilakukan pemeriksaan dengan speculum keadaan jalan lahir termasuk cerviks
Pengelolaan
- Episiotomi, robekan perineum dan robekan vulva
Ketiga robekan tersebut harus dijahit.
- Robekan perineum tingkat I
Penjahitan robekan perineum tingkat I dapat dilakukan dengan memakai cutgut yang dijahitkan secara jelujur atau dengan cara jahitan angka delapan (figure of eight)
- Robekan perineum tingkat II
Sebelum dilakukan penjahitan pada robekan perineum tingkat I atau tingkat II, jika dijumpai pinggir robekan yang tidak rata atau bergerigi, maka pinggir yang bergerigi tersebut harus diratakan terlebih dahulu. Pinggir robekan sebelah kiri dan kanan masing-masing dijepit dengan klem terlebih dahulu, kemudian digunting. Setelah pinggir robekan rata, baru dilakukan penjahitan luka robekan. Mula-mula otot-otot dijahit dengan catgut, kemudian selaput lender vagina dijahit dengan catgut secara terputus-putus atau delujur. Penjahitan mukosa vagina dimulai dari puncak robekan. Sampai kulit perineum dijahit dengan benang catgut secara delujur.
- Robekan perineum tingkat III
Pada robekan perineum tingkat III mula-mula dinding depan rectum yang robek dijahit, kemudian fasia perirektal dan fasial septum rektovaginal dijait dengan catgut kromik, sehingga bertemu kembali. Ujung-ujung otot spingter ani yang terpisah akibat robekan dijepit dengan klem /pean lurus, kemudian dijahit dengan 2-3 jahitan catgut kromik sehingga bertemu lagi. Selanjutnya robekan dijahit lapis demi lapis seperti menjahit robekan perineum tingkat II
- Robekan perineum tingkat IV
Pada robekan perineum tingkat IV karena tingkat kesulitan untuk melakukan perbaikan cukup tinggi dan resiko terjadinya gangguan berupa gejala sis dapat menimbulkan keluhan sepanjang kehidupan, maka dianjurkan untuk dilakukan oleh dokter obsgyn dikamar operasi
- Hematoma vulva
- Penangann hematoma tergantung pada lokasi dan besarnya hematoma. Pada hematoma yang kecil tidak perlu tindakan operatif, cukup dilakukan kompres
- pada hematoma yang besar lebih-lebih disertai dengan anemia dan presyock, perlu segera dilakuakn pengosongan hematoma tersebut. Dilakukan sayatan disepanjang bagian hematoma yang paling teregang. Seluruh bekuan dikeluarkan sampai kantong hematoma kosong. Dicari sumber perdarahan, perdarahan dihentikan dengan mengikat atau menjahit sumber perdarahan tersebut. Luka sayatan kemudian dijahit. Dalam perdarahan difus dapat dipasang drain atau dimasukkan kassa steril sampai padat dan meninggalkan ujung kassa tersebut diluar (tamponade)
- Robekan dinding vagina
Pada prinsipnya sama dengan robekan yang lain yaitu robekan dijahit, namun jika terjadi kolporeksis dan fistula visikovaginal sebaiknya dilakukan dikamar operasi
- Robekan cerviks
0 komentar:
Posting Komentar